Hai, para terlaknat!
Dari kaum-kaum yang tersesat.
Citra kalian yang disusun hebat.
Berlagak cerdas, bicarakan hakikat.
Bangsat!
Bersiasat.
Bagai iblis berkostum malaikat.
Mencacati umat, membelokkan syariat.
Di setiap celah sempit menggeliat.
Dari yang kasat hingga bayang-bayang autokrat.
Bergerak kompak bagai sindikat
Jati diri ditutup tipu muslihat
Kausebar faham dengan begitu niat
Cuci otak dan cetak jutaan penjilat
Yang kan benarkan segala galat
Tobat!
Bertobatlah kalian sebelum terlambat
Tergulung ombak mahzurat
Tenggelam dalam lautan maksiat
Tobat!
Bertobatlah kalian sebelum terlambat
Hingga terbit mentari dari barat
Tersapu kiamat, tersiksa kelak di darulakhirat
26 Agustus 2022
Dahulu kala ada sebuah kisah
Tentang ibu dan anak yang menangis gelisah
Tak kuasa membayangkan nasib rakyat yang hidup susah
Mereka salahkan pemerintah
Yang tega membuat rakyatnya terbelenggu resah
Sang ibu dan anak yang mengaku prorakyat
Angkat kaki dari tempat rapat bak seorang negarawan hebat
Tangisnya viral di media massa
Memancing simpati mereka yang ikut merasa
Hingga fanatik buta berkat aksinya bak pahlawan bangsa
Lain dulu lain sekarang
Harga-harga naik bukan kepalang
Tangis yang dulu terburai dengan derasnya seakan-akan telah menghilang
Berbagai pernyataan kontroversial
Berargumen bebal dengan kadar kebodohan maksimal
Dulu bersikap seolah-olah peduli
Sekarang banyak bicara tetapi membuat sakit hati
Tampil di depan publik dengan gaya narsistik
Bertanya apa jadinya negara tanpa dirinya kelak
Sang begundal pun tergelak terbahak-bahak
13 September 2022
Percaya tidak percaya
Bukan sulap bukan sihir
Diungkap dengan kata-kata
Membuat rakyat berdebat kusir
Katanya tak usah khawatir
Utang negara takkan buat sengsara
Indonesia kita ini tajir melintir
Kekayaannya banyak tak terkira
Gestur tubuhnya begitu meyakinkan
Nada bicaranya lugas tanpa beban
Tangannya mengarah pada saku kemeja
Katanya di sana tersimpan solusi untuk segala
Pendukungnya serempak bertepuk tangan
Tak peduli jikalau pun hanya dicekoki harapan
Oposisi yang kritis melempar pandangan skeptis
Sadar akan premis penarik simpati paling praktis
Keajaiban dalam saku
Jumlahnya belasan ribu
Trilyunan bukan milyaran
Entah benar atau hanya khayalan
16 September 2022
Mari sambut dengan gegap gempita
Para insan bercangkang dusta
Menjejak langkah dengan pasti
Tersenyum lebar penuh percaya diri
Sejatinya mereka pengusaha hebat
Menjaja harapan dan mimpi-mimpi sesat
Semua dikecap atas nama rakyat
Berbagi santunan berbagi nikmat sesaat
Apalah guna kejujuran jika dusta terlihat lebih meyakinkan
Apalah arti kejujuran jika dusta terbukti lebih menghasilkan
Semua kembali pada urusan perut
Tak peduli nantinya negeri 'kan carut marut
27 Maret 2023
Mereka benalu berdasi
Menceracam tanah pertiwi
Berbekal untaian diksi nan manis
Bakal narasi paling bombastis
"Ini tanah kelahiran kita!"
"Mari bangun kembangkan bersama!"
Bagai predator yang berorasi
Cuci otak mangsa agar berserah diri
Liur menyembur membabi buta
Memandikan pikiran awam berat kepala
"Percayakan kepada kami!"
"Kami putra-putri negeri!"
Bedebah busuk yang tak hentinya mengeruk
Menerabas birokrasi dengan duit setruk
Tak lebih dari sekelompok bandit pengerat
Mencari substansi menjerat rakyat
"Indonesia pasti makmur!"
"Semua rencana kami terukur!"
Omong kosong!
Persetan dengan mereka yang merongrong
Buka mata, buka pikiran
Jangan lagi mudah disesatkan
14 April 2023
Tentang Penulis:
Glen Tripollo, seorang ayah purnawaktu yang menghabiskan waktu luangnya untuk aktif berliterasi, seperti menulis fiksi, esai, kritik film, dan juga puisi. Selain pekerjaannya sebagai penyunting naskah lepas dan desainer grafis, juga terlibat sebagai pendiri dan konseptor Komunitas Saung Karsa, sebuah komunitas penulis yang mengusung konsep aktif berliterasi lewat berbagai kegiatan rutin, seperti 30 Hari Belajar Berpuisi dan Tiga Pilar Kata.
Keren ⭐️
BalasHapusTerima kasih, ya.
HapusMantap Puisinya
BalasHapusTerima kasih, Mbak Mut. 😄
HapusMantul Kak puisinya ⭐❤
BalasHapusAlhamdulillah. Terima kasih ya. 😄
HapusMantap, Bang puisinya. Ngena banget 👍👍⭐⭐
BalasHapusTerima kasih, Mbak Silvi. 😄
HapusMantap ini mah puisinya, Bang
BalasHapus🌟🌟🌟🌟🌟
Terima kasih, ya.
HapusKeren-keren puisinya, mantap👍👍👍
BalasHapusWah, terima kasih banyak apresiasinya. 😄
HapusPosting Komentar
Hai, warga Saung Karsa! Terima kasih sudah berkunjung dan membaca tulisan ini. Silakan tinggalkan komentar dalam bentuk apa pun sambil tetap menjaga etika sesuai norma umum yang berlaku.